Wednesday, November 9, 2016

Pengertian Catatan Kaki, ibid, loc cit, oc cit



Contoh Catatan Kaki dan Cara Penulisannnya
Catatan kaki merupakan salah satu bagian penting dalam penulisan karya tulis, biasa digunakan pada penulisan buku, skripsi, makalah dan juga karya tulis lainnya.  Seperti halnya dengan daftar pustaka yang telah diuraikan pada artikel sebelumnya catatan kaki sebenarnya hampir sama dengan daftar pustaka namun catatan kaki lebih spesifik dalam hal merujuk sumber dari bacaan yang dikutip.   Catatan kaki ditulis disetiap lembar/halaman dimana sumber tersebut dimuat dalam sebuah karya tulis berbeda halnya dengan daftar pustaka yang penulisannya berada diakhir karya tulis.   Catatan kaki biasanya digunakan untuk memberi penjelasan tentang sumber kutipan dari suatu karya tulis.


Cara Penulisan
Untuk menambahkan catatan kaki pada karya tulis anda, sebaiknya memperhatikan beberapa acuan yang sebaiknya anda terapkan, diantaranya sebagai berikut :
  1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
  3. Diberi nomor.
  4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

Contoh Cara Penulisannya :
Apabila anda sering menjelajahi dunia internet tentu anda sering menemukan situs wikipedia, nah pada situs itu terdapat contoh yang kongkret dalam membuat catatan kaki.
[1] Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
[2] Ibid., 150
[3] Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
[4] Sidi Gazalba, Op.Cit., 200
[5] Loc. Cit.
Keterangan :
  • Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.
  • ibid. = ibidem — buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya yang sama pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama perlu dikutip lagi di halaman 150- nya (catatan kaki kedua).
  • Jika sesudah itu karangan lain perlu dikutip, maka perlu dibuat catatan kaki selengkapnya seperti catatan kaki pertama.
  • Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan kaki perlu dibuat seperti catatan kaki keempat.
  • Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah buku/karya yang telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).
  • Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama seperti pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya cukup disingkat dengan Loc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang sama.

Tujuan Catatan Kaki (Footnote)
  • Catatan kaki dicantumkan untuk memenuhi kode etik yang berlaku
  • Dapat juga sebagai penghargaan terhadap orang lain yang mungkin berjasda dalam penulisan tersebut
  • Dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan yang dipergunakan dalam teks

Macam-Macam Catatan Kaki (Footnote)
Macam-macam kutipan yang  disertai dengan catatan kaki yang didalamnya ada kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, serta kutipan tanpa catatan kaki
  • Kutipan langsung –  Yaitu salinan persis dari sumbernya tanpa perubahan. Kutipan  ini terdiri dari kutipan langsung kurang dari lima baris dan kutipan langsung terdiri atas limabaris ke atas.
  • Kutipan tidak langsung – Menyadur, mengambil ide dari suatu dan menuliskannya sendiri dengankalimat dan bahasa sendiri. Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan  teks, dan tidak  mengubah  isi atau  ide penulis aslinya. Penulisan disertai data pustaka  sumber  yang dikutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks.Cara  menyadur  ada  dua  macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya. Cara pertama yaitu meringkas dan yang kedua adalah membuat  ikhtisar
  • Meringkas – Penyajian suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Meringkas bertujuan  untuk  mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat  pembuktian..

Proses meringkas sebagai berikut :
1.Bertolak dari karangan asli
2.Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkasan
3.Menyusun ringkasan dengan mempertahankan keaslian  naskah
  • Membuat ikhtisar  – Menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolakdari naskah asli, tapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikankeseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait denganmasalah yang akan dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustrasi untukmenjelaskan inti persoalan. Teknik pengetikannya : spasi, huruf danmargin sama dengan teks.
  • Kutipan tanpa catatan kaki –  Artikel dan  makalah pendek (kurang dari sepuluh lembar) yang tidakmenggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam teks.
Pemikiran yang mendasari penulisan demikian, antara lain :
  1. Artikel lazim dimuat di surat kabar dan majalah popular
  2. Ruang untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas
  3. Penulis cenderung  menggunakan ragam  popular, dan lain sebagainya
Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek,misalnya artikel disurat kabar. Data pustaka dapat  ditempatkan pada awal kutipan (saduran) dan  dapat  pula pada  akhir kutipan (saduran). Datapustaka yang dituliskan : pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahundan halaman.



Pengertian Footnote Ibid, Op. Cit, dan Loc. Cit

Ria Fitria — 5 Des 2014 — 10 Komentar Pengertian
Pengertian Footnote Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit. memang sedikit membingungkan, mungkin karena Footnote Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit. ini berasal dari bahasa latin. Tidak jarang hal ini cukup jadi hal yang menyebalkan terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, tesis, ataupun disertasi. Berikut adalah penjelasan Trigonal Media yang mengutip pendapat para ahli.

Aturan Penulisan Ibid

Ibid berasal dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya "di tempat yang sama dengan di atasnya". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya atau di atasnya, tanpa diselingi oleh sumber kutipan lainnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
  • Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di bagian sebelumnya tanpa diselingi catatan kaki dari sumber lain. Dengan kata lain, kutipan tersebut berada tetap di atasnya dan tidak diselingi kutipan lain.
  • Ibid tidak dipakai jika ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya.
  • Jika catatan yang dikutip halaman bukunya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup gunakan kata Ibid diikuti tanda titik. Dengan kata lain, jika terdapat dua kutipan dari halaman buku yang sama, maka catatan kaki untuk kutipan kedua hanya menggunakan kata Ibid.
  • Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka aturan penulisannya: Ibid., halaman.
  • Ibid ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Ibid.
3Ibid., 56.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
  • Menggunakan Ibid karena merujuk kepada catatan kaki di atasnya tanpa diselingi catatan kaki lainnya.
  • 2Ibid. berarti nama pengarang, judul buku, dan halaman sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya.
  • 3Ibid., 56. berarti nama pengarang dan judul buku sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya, hanya berbeda halamannya saja. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 56.

Aturan Penulisan Op. Cit.

Op. Cit. berasal dari kata Opere Citato (bahasa Latin) yang artinya "pada karya yang telah dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya, namun tidak sama halamannya serta sempat diselingi oleh sumber lain. Istilah Op. Cit. ditulis sesudah menyebutkan nama penulis buku sumber yang dirujuk.
Aturannya adalah sebagai berikut:
  • Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
  • Halaman buku yang dikutip berbeda.
  • Penulisannya: nama pengarang, Op. Cit., nomor halaman
  • Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
  • Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3Batubara, Op. Cit., 57.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
  • Menggunakan Op. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
  • Penggunaan 3Batubara, Op. Cit., 57. berarti pengarang (Raihan Batubara) dan bukunya (Pemimpin yang Demokratis) sama, hanya saja halamannya berbeda dengan catatan kaki yang pertama. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 57.

Aturan Penulisan Loc. Cit.

Loc. Cit. berasal dari kata Loco Citato (bahasa Latin) yang artinya "pada tempat yang telah dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Digunakan dengan teknis yang sama dengan Op. Cit. namun dengan ketentuan bahwa halaman yang dikutip tersebut sama dengan kutipan sebelumnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
  • Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
  • Halaman buku yang dikutip sama.
  • Loc. Cit. tidak perlu memakai nomor halaman karena nomor halamannya sama dengan kutipan sebelumnya.
  • Penulisannya: nama pengarang, Loc. Cit.
  • Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
  • Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3Batubara, Loc. Cit.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
  • Menggunakan Loc. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
  • Penggunaan 3Batubara, Loc. Cit. berarti pengarang (Raihan Batubara), buku (Pemimpin yang Demokratis), dan halamannya (halaman 55) sama.

 

Perlu diingat, bahwa ternyata terdapat perbedaan pendapat mengenai aturan catatan kaki ini. Jadi, akan lebih baik jika sebelumnya Anda mencari informasi terlebih dahulu, mengenai aturan baku penulisan footnote di institusi tempat Anda bernaung.

1 comment:

  1. Ka sejarah op.cit ibid loc.cit itu siapa yah yang menemukannya?

    ReplyDelete